1)Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,
Mereka yang hanya ingin bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,
Mereka yang mencintainya, menyebutnya takdir.
Allah mengetahui yang terbaik, akan memberi ujian untuk menguji kita,
Kadang cinta melukai hati, supaya hikmahnya bisa tertanam dalam.
Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan dibaliknya,
Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa Ia mengambil sesuatu, Ia akan memberi yang lebih baik.
Mengapa menunggu ?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa,
Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono,
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai, kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu,
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.
Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius
Perlu kau ketahui bahwa :
Bunga tidak mekar dalam waktu semalam,
Kota Roma tidak dibangun dalam waktu sehari,
Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan,
Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.
Kebanyakan hal yang indah dalam kehidupan memerlukan waktu yang lama,
Dan penantian tidaklah sia-sia. Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal ?
iman, keberanian, pengharapan.
Penantian menjanjikan satu hal yang tak dapat dibayangkan oleh seorang pun.
Pada akhirnya, Allah dengan segala hikmatnya,
Meminta kita menunggu karena alasan yang penting
dipetik dari :lazuardi.wordpress.com/2006/04/05/falsafah-cinta
2)Falsafah Cinta. Sekarang ini makna dari cinta yang luhur itu mulai mengalami pergeseran dan penyempitan. Cinta yang universal mulai sering diartikan hanya sebagai ungkapan sayang
dari dua manusia yang berlainan jenis kelamin.
Orang jadi sering dan mungkin terbiasa berpikir bahwa cinta hanyalah milik dari dua sejoli yang sedang dimabuk asmara. Padahal masih banyak cinta lain yang harus kita berikan. Cinta kita kepada Tuhan, Rasul, Orang Tua, Saudara, sesama manusia, sesama makluk dan masih banyak lagi. Bagaimana jadinya kalau hanya cinta kepada lain jenis yang porsinya ditonjolkan?
Cinta lain jenis biasanya diikuti oleh nafsu sex. Dan kalau nafsu sex yang ditonjolkan maka tak ada lagi yang namanya cinta sejati, karena yang ada adalah keinginan dan ego sendiri untuk memperoleh kepuasan. Cinta bisa membuat orang membabi buta dalam mengambil tindakan jika mengikutkan nafsu yang berlebihan.
Cinta disertai nafsu adalah sah selama dalam batas koridor karena tanpa nafsu orang tak ada lagi keinginan untuk mencintai. Cintailah sesuatu sesuai porsinya masing-masing, sehingga kita bisa memanfaatkan nafsu pada tempatnya. Nafsu ingin bahagia, nafsu ingin melindungi, nafsu ingin dipuaskan dan lainnya.
Cintailah sesuatu pada tempatnya karena dengan cinta maka orang bisa rela dan siap melakukan apa saja untuk sesuatu yang dicintainya. Cinta dan Nafsu adalah fitrah manusia dari sejak diciptakan dan ini adalah wajar hanya masalahnya bagaimana menerapkan cinta dan nafsu ini agar bisa berjalan secara berdampingan.
Cinta adalah ungkapan hati dan nafsu adalah sarana untuk memenuhi ungkapan hati ini. Jadikanlah cinta sebagai kusir nafsu dan jangan sampai nafsu menjadi tali kendali cinta.
dipetik dari :http://id.shvoong.com/humanities/h_philosophy/1797751-falsafah-cinta
*Muhasabah diri kita..dimanakah letaknya cinta kita..ssungguhnya cinta i2 luas n sukar utk dtafsirkan..same2 kita musabah diri kita..TQ